5 Fakta yang Dibeberkan oleh Bareskrim terkait Puluhan Kasus Narkoba, Berton-ton Bukti Disita

Bareskrim Polri (Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia) mengungkapkan 80 kasus peredaran gelap narkoba selama September-Oktober 2024, yang melibatkan 136 orang pelaku yang berhasil ditangkap. Sejumlah ton narkoba disita sebagai bukti dalam pengungkapan ini.

Operasi dan Penangkapan

• Waktu Operasi: Dilakukan selama dua bulan, menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

• Jumlah Tersangka: 136 orang dari 80 perkara, termasuk 3 jaringan narkoba internasional.

• Jaringan Utama:

1. Fredy Pratama: Beroperasi di 14 provinsi.

2. Hendra Sabarudin: Beroperasi di 5 provinsi.

3. Jaringan Helen: Dikendalikan oleh 3 bersaudara di Provinsi Jambi.

Barang Bukti

• Jenis Narkoba Disita: Sabu, ganja, ekstasi, pil happy five, ketamine, double LL, kokain, tembakau sintetis, hasis, dan lainnya.

• Jumlah yang Diselamatkan: Sekitar 6.261.329 jiwa jika narkoba tersebut beredar di masyarakat.

• Aset Diblokir: Nilai aset senilai Rp 869,7 miliar disita dari tiga jaringan tersebut.

• Perkiraan Perputaran Uang: Rp 59,2 triliun, dengan jaringan Fredy Pratama mencapai Rp 56 triliun.

Tindakan Hukum

• Pasal yang Dilanggar: Meliputi UU Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dengan ancaman pidana mati, penjara seumur hidup, atau penjara 6-20 tahun.

• Menjera Para Bandar: Melalui penindakan TPPU untuk memiskinkan mereka.

Upaya Pencegahan

• Sasaran Wahyu Widada (Kabareskrim Polri):

• Mewujudkan Asta Cita Presiden untuk memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi.

• Menyasar pemberantasan korupsi, narkoba, dan penyelundupan.

• Program 100 Hari: Membersihkan seluruh kampung narkoba di Indonesia.

• Instruksi Kapolri: Memerangi penyalahgunaan narkoba dari hulu sampai hilir, termasuk melalui kerja sama lintas instansi.